Malam ini suasana lelah
benar-benar terasa,setelah siang melaksanakan treen latihan ditengah hari
bolong dgn sengatan terik matahari,malamnya harus masuk lg menjalani latihan
rutin,acara sambung Persaudaraanpun tdk terlewatkan.lelah memang terasa di
seluruh badan,tp tdk mengurangi semangat latihan untuk menjadi warga PSHT tgkat
1,tepat jam 01.00 wib perbincangan antara pelatih & siswa untuk membentuk
suatu keakrabanpun dimulai.
“apakah kalian tahu kenapa kalian
di biasakan Sambung?”tanya saya mengawali pembicaraan,”untuk melatih bertarung
kita mas.”jawab anton salah satu siswa laki-laki saya umurnya kira-kira
18thun,”ada yg lain lagi?”tanya saya meneruskan,”eeehhhhhmmmm......mungkin
untuk lebih mengolah raga kita mas,jadi selain sehat kita jg bisa bisa
mempraktekan tehnik mas.”kata sintia seorang siswa perempuan saya yg masih
berusia 15tahun,”hehehehehehe,semua betul tapi kurang tepat.”jawab saya,mereka
mengernyitkan dahinya mungkin dalam hatinya bertanya,”trus apa tujuan sambung
selain itu.”,”tahukah kalian dlm sambung itu intinya adlh menyambung tali
Persaudaraan antar saudara,entah itu saudara tua atau saudara muda.”jelas
saya.mereka semakin bingung dgn jawaban saya yg mungkin tdk pernah terlintas di
benak mereka.
“kenapa seperti itu mas,jelas
terlihat dalam sambung itu beradu otot,adu tehnik & adu kecerdikan dlm
mengolah serangan.”jawab Bpk Jumari seorang TNI AD berumur 40thun,”memang betul
tp lht,sebelum kita melakukan sambung,kita melakukan salaman & saling
hormat sebagai tanda kita masih menghargai saudara kita walaupun dia akan
menjadi lawan sambung kita,dalam melakukan sambungpun jg saling emong,saat
lawan sambung kita terjatuh kita mundur 3 langkah memberi kesempatan lawan
sambung kita untuk berdiri,dalam sambung kita jg tdk diperbolehkan menghilangkan nyawa
saudara kita,walaupun kita boleh menendang & memukul sekeras-kerasnya,TEGA
LARANE NING ORA TEGA PATINE.”jelas saya kepada semua siswa,merekapun
mendengarkan dgn antusias,”lihat setelah kita melakukan sambung,kita saling
hormat & salaman kembali,bahkan berangkulan sebagai tanda tidak ada dendam
diantara kita,malah kita bisa tersenyum lebar sambil saling introspeksi.”tambah
saya menjelaskan
“apakah di SH lain jg ada sambung
mas?”tanya heri seorang siswa laki-laki saya berumur 16thun,”tentu ada,tentunya
dgn aturan mereka sendiri.”jelas saya,”apakah boleh kita sambung dgn SH lain
mas?”tanya heri lg,”tentu saja boleh,kenapa tidak?asal bkn berkelahi.”jawab
saya,”apakah anggota PSH Tunas Muda bisa sambung mas,mereka kan tdk pernah
latihan,pasti kalau sambung dgn saya mereka bisa saya kalahkan.”kata Rizda
siswa yg plg kritis dalam ke SH an dgn sombongnya,”sejak kapan kamu diajari
sombong oleh pelatih kamu riz?”kata saya,rizdapun diam sambil menundukan
kepalanya,”sambung tdk digunakan untuk mengetahui siapa yg lebih piawai dalam
bertarung riz,tapi sambung digunakan untuk mempererat persaudaraan,jgn kamu
mengukur kemampuan orang hanya dr luarnya,bisa2 kamu sendiri yg jatuh
tersungkur akibat kesombongan kamu.”jelas saya,rizda semakin tertunduk malu krn
kesombongannya.”kalian ingat kisah kangmas Tarmadji yg pernah sombong sebelum
bertanding,beliau di ingatkan oleh RM Imam Koessoepangat tp mas Madji tdk
mendengarkan kata2 gurunya,apa yg terjadi,beliau klh dalam bertanding &
hanya mendapat juara 3 sampai beliau malu mengambil mendalinya,ini harus kita
buat pelajaran,bahwa orang yg sombong akan menuai hasil yg mengecewakan.”kata
saya
“lalu bagaimana kita
memperlakukan saudara PSH Tunas Muda mas,sebagai kawan atau sebagai
lawan?”tanya heri,”rangkul mereka sebagai saudara kita,semua orang yg belajar
SH adlh saudara kita,SH apapun itu,pernahkah kita anggota PSHT cekcok dgn
latihan sebelah(kebetulan sebelah tempat latihan kami adl tempat berkumpulnya
PSHTMW)?tdk kan,pertahankan itu,kita ciptakan persaudaraan dgn mereka,saling
mengasihi & saling melindungi.”jawab saya.
“baiklah ada yg bertanya?”tanya
saya,”tidak mas.”jawab mereka,”baiklah,silahkan istirahat dl.”perintah
saya,mereka membubarkan diri & beranjak ke tempat istirahat,tp rizda
mendekati saya dgn kepala tertunduk,dia duduk bersila di depan saya,”maafkan
perkataan saya td mas,saya menyesal.”kata rizda lirih,”jgn kamu meremehkan org
lain riz,itu akan membuat kamu terjerumus pd pada keburukan.baiklah lupakan yg
td,perbaiki untuk selanjutnya,kamu capek kan,sana istirahat.”kata saya pd
rizda.”trimakasih mas.”jawab rizda.
Kemudian rizda bergabung dgn yg
lain untuk beristirahat,rokokpun saya nyalakan & saya hisap dalam2,dalam
hati berpikir,betapa saya masih jauh dr sempurna dalam membimbing
siswa,terbukti rizda masih terbesit pikiran sombong yg masih sangat besar,ini
suatu cambuk untuk saya supaya bisa membimbing lebih baik.